HPMPI Tambah Mobil Tanki dan Konsinyasi Baru Untuk Ketersediaan BBM Bengkulu
Mei 22, 2025
Foto : Ketua Umum HPMPI, Steven, menyampaikan usulan ini usai melakukan koordinasi intensif dengan manajemen Pertamina Patra Niaga.
RepoetTimeNews, Bengkulu - Dalam upaya menjamin ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Bengkulu terus digencarkan. Kali ini, Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) mengajukan dua langkah strategis ke Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel.
Dua langkah itu yakni penambahan armada mobil tanki (MT) dan perubahan pola konsinyasi penyaluran BBM ke wilayah Bengkulu.
Ketua Umum HPMPI, Steven, menyampaikan usulan ini usai melakukan koordinasi intensif dengan manajemen Pertamina Patra Niaga Area Bengkulu pada Kamis, 22 Mei 2025.
Menurutnya, usulan ini merupakan bagian dari komitmen HPMPI dalam mempercepat distribusi BBM, khususnya jenis non-subsidi seperti Pertamax, ke jaringan Pertashop di Provinsi Bengkulu.
"Langkah ini merupakan ikhtiar kami untuk mengoptimalkan ketersediaan stok BBM di pertashop. Dengan distribusi yang lebih efisien dan armada yang memadai, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan akses ke BBM berkualitas,” ungkap Steven.
Tak main-main, HPMPI mengusulkan tambahan lima unit mobil tanki berkapasitas masing-masing 16 kiloliter. Dimana armada ini akan difokuskan untuk melayani wilayah Bengkulu, yang selama ini masih menghadapi kendala keterbatasan armada distribusi.
"Kita berharap dengan penambahan ini, distribusi BBM menjadi lebih lancar, tidak ada lagi keterlambatan pengisian, dan stok di lapangan selalu tersedia. Hal ini sangat penting, terutama bagi pertashop yang menjadi andalan BBM di wilayah pedesaan," paparnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, bukan hanya soal penambahan armada, HPMPI juga mendorong perubahan pola pengisian BBM atau konsinyasi yang selama ini dilakukan dari Depot Kertapati, Palembang. Selain itu Steven menyarankan agar alur distribusi dialihkan ke Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
"Jarak tempuh dari Lubuk Linggau ke Bengkulu jauh lebih singkat, sehingga proses pelangsiran BBM bisa lebih cepat dan efisien. Ini bukan hanya menghemat waktu, tetapi juga menekan biaya logistik," ujar Steven.
Usulan tersebut, diutarakan nya, menjadi sangat relevan mengingat kondisi terkini di jalur laut Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, yang mengalami pendangkalan. Akibatnya, pengiriman BBM via laut tidak dapat dilakukan secara maksimal.
"Dengan alur pelayaran yang belum bisa dilalui kapal tanker, distribusi via darat dari lokasi yang lebih dekat seperti Lubuk Linggau menjadi pilihan paling logis saat ini," tegasnya.
Steven juga menekankan bahwa langkah ini tidak semata-mata soal efisiensi, tapi juga bagian dari upaya HPMPI mendukung ketahanan energi nasional, khususnya di wilayah yang menghadapi tantangan geografis dan logistik seperti Bengkulu.
“Kami ingin masyarakat Bengkulu tidak lagi mengalami kelangkaan BBM, terutama jenis Pertamax. Pertashop harus selalu siap melayani,” ucapnya.
HPMPI, tambah Steven, akan terus mendorong inovasi dan perbaikan sistem distribusi BBM. Menurutnya, pertashop telah menjadi tulang punggung layanan energi di pelosok, dan sudah semestinya mendapatkan perhatian lebih, terutama dalam hal pendistribusian.
Terlebih jaringan Pertashop di Bengkulu terus berkembang dan kini menjadi titik vital dalam distribusi BBM non-subsidi ke berbagai daerah yang belum terjangkau SPBU. Namun tanpa dukungan logistik yang memadai, efektivitas layanan pertashop bisa terganggu.
“Kami berharap Pertamina dapat mengakomodir usulan ini demi kelancaran distribusi dan kenyamanan masyarakat,” demikian tutup Steven.