HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Senator Destita Dorong Reformasi Sosial di Forum Uni Eropa

Foto : Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Bengkulu, Apt Destita Khairilisani, S.Farm., turut hadir dalam pertemuan dan presentasi proyek sosial Uni Eropa bertajuk “Aktiivinen Toimijuus – Yhdenvertaisuutta, Syrjimättömyyttä ja Osallisuutta Edistävät Palvelut” yang diselenggarakan oleh lembaga THL Finlandia.


ReportTimeNews, Helsinki – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Bengkulu, Apt Destita Khairilisani, S.Farm., turut hadir dalam pertemuan dan presentasi proyek sosial Uni Eropa bertajuk “Aktiivinen Toimijuus – Yhdenvertaisuutta, Syrjimättömyyttä ja Osallisuutta Edistävät Palvelut” yang diselenggarakan oleh lembaga THL Finlandia, Senin (30/6).

Pertemuan yang berlangsung pukul 10.00 hingga 12.30 waktu setempat ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Larissa Franz-Koivisto selaku Project Manager dari Central Uusimaa Wellbeing Services County (Keusote) dan Johanna Mäki-Opas, Development Manager dari THL Finlandia.

Dalam sesi pemaparan, Larissa Franz-Koivisto menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan meningkatkan integrasi sosial, tetapi juga mendorong reformasi layanan sosial agar lebih responsif terhadap kebutuhan minoritas berganda. Ia juga menyoroti pentingnya metode partisipatif, evaluasi dampak, dan diseminasi hasil untuk memperkuat kebijakan sosial di Finlandia.

Foto : Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Bengkulu, Apt Destita Khairilisani, S.Farm., turut hadir dalam pertemuan dan presentasi proyek sosial Uni Eropa.


Sementara itu, Johanna Mäki-Opas dari THL Finlandia menekankan pentingnya pelatihan profesional layanan publik dalam membangun sistem pelayanan sosial yang inklusif dan berbasis bukti.

Kehadiran Apt Destita Khairilisani, S.Farm., dalam pertemuan ini mendapat apresiasi dari pihak tuan rumah. Destita menyampaikan pengalaman Finlandia dalam membangun layanan sosial inklusif bisa menjadi inspirasi berharga bagi Indonesia, khususnya dalam merancang kebijakan untuk mendukung kelompok rentan di daerah-daerah seperti Bengkulu.

“Kami melihat banyak hal yang bisa diadopsi dan disesuaikan dengan konteks Indonesia, terutama terkait upaya pemberdayaan sosial dan penguatan akses layanan bagi kelompok masyarakat marginal,” ujar Destita.

Selain menghadiri presentasi, delegasi Indonesia juga mengikuti sesi diskusi dan kunjungan lapangan yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan studi banding ini. Harapannya, pengalaman dan pembelajaran dari Finlandia bisa menjadi referensi dalam pengembangan kebijakan sosial di Indonesia.

Dengan partisipasi aktif dalam forum internasional semacam ini, Destita yakin dapat memperjuangkan peningkatan kualitas layanan sosial dan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Provinsi Bengkulu.